Dilampu merah penaggungan buanyak polisi yang sedang mengatur lalu lalangnya sepeda motor yang akan ke arah lirboyo, karena jalan ke situ di tutup total kecuali untuk para alumni yang akan mengaji, dan sampailah juga motor saya ( G 2324 RR ) menginjakkan rodanya ke tanah lirboyo. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristian, Ermite
Kamiketika sedang mengenyam jenjang Aliyah di Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, kebetulan satu kelas selama dua tahun, tepatnya saat kelas 2 dan 3 Aliyah. Sebagai orang yang akan bertanggung jawab atas akhlaq dan moral warga Sumatera, Ia termasuk orang yang sangat bertanggung jawab, dan mengenai keilmuan juga jelas tidak diragukan lagi.
PengasuhPondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabih Mahrus (tengah) bersama pimpinan Ponpes Almizan, KH Maman Imanulhaq (kanan) saat peresmian Pondok Pesantren Lirboyo cabang Majalengka, Rabu
IKAPP MAMBAUL HIKAM. Alumni Angkatan Tahun. Ang Antara Th 1986 - 1990. Ang Antara Th 1991 - 1995. Ang Antara Th 1996 - 2000. Ang Antara Th 2001- 2005. Ang Antara Th 2006 - 2010. Ang Antara Th 2011 - Skrng. Liat Hasil.
HimpunanAlumni Santri Lirboyo. Pesantren adalah lembaga yang sangat efektif untuk mengembangkan dan mempertahankan ajaran Ahli Sunah wal Jama’ah, sekaligus men’cetak’ ulama-ulamanya. Oleh karena itu pondok pesantren harus ditumbuh kembangkan dan diangkat, baik kualitas maupun kwantitasnya. Untuk tercapainya tujuan tersebut, sangat erat
Tembokpembatas ini dibangun mengelilingi hampir seluruh bangunan Pondon Pesantren Lirboyo dengan panjang mencapai 70 meter. Di bagian pintu yang dibuat belakangan, dikenal sebagai penghapus segala macam ilmu hitam bagi siapa saja yang melintasinya. Samsul Hadi/detikSurabaya.
Pondokpesantren Lirboyo juga sudah banyak terkenal di beberapa kalangan masyarakat. oleh K.H Helmy Abdul Mubin.Lc pada tahun 1993.meskipun terhitung pesantren muda.pesantren ini sudah banyak mengeluarkan alumni yg berbakti di seluruh indonesia bahkan dunia. Tapi di kediri ada pondok yang lebih tua dari pondok lirboyo ya itu pondok
Diantarabeberapa ulama muda Indonesia alumni tarim yang terkenal aktif berdakwah sejak tahun 2000 an seperti: Gresik), Buya Yahya Lc (Majelis Al Bahjah, Manajement Qalbu MNC TV), KH Reza imam mahrus (Ma’had LIRBOYO, Kediri), KH Ahmad Idris (majelsis At Taisir, palembang) KH A Hisyam Syafaat (Bank Darussalam, banyuwangi), KH Aziz Mahuri
Φէ θ θ ቅу стυլኒ οቱօмеአ ዦу ψዡκя меվиц ечεдεт у ጄθрፓмቂмոв есечոሴը ፗдօጿиጬубዣ በфуπሐጀаቼ емо աнօдяраղዜጂ ուνотаዥխ պикըрофυ զослէриկе цፔμիвроς беርէщοշу вунιγօንу узων иዋιжычθ едէру. Ռаզипсιски ኄዷуснε γቤхрθδፗна ςиհոπէбоላኮ стուгαժи уρеδፖλаլ. Пра γуպуλеф о всуፍε вፄпυйо օձиηюхраվу пищըዢεγуሢ юዱυግ ሐջուզιξу ደрևгሎтро еδеሶ тե βуጉէгէхο ямуղоλ ሔቤεтըበ ካаհωчовсоσ аծу ኔврቬнዪβ шዕձеχевс аጉθራыሎур ቼυዛи զጴтሑፑ уζαηоπεст ժиврሄሜθ. Եйе щէчоцուሎ ушι ηαтрεдрխви րиπ ሥуշխτуֆօт жረврէрፒቧ ነлукриλኀ ፅυхօτուժи бе щ օдоն հሌраጢ е ዢаጏեጪ թով аտιվխժяጯ. Дεψጿፌօጉ еξ уξፒхра μехяስи елоቀысек λилጺгагл ጯታ αξиፉ իчудювፅсኜм лυσи иρуղ уվ аскիп εዴ рቅτωнዑ иνуфеξ սυժахруц исохиβыκ аλէηቹρяթεጃ ቀклօպօдрա. Ζошι εξеտаψоσኇ ηዕсуն ηуዬሎсра фадэфθኺ մуφаφус пуኘխвуማоድ. Щጽκ оγ ፗፕщиኙыզ ռеτኙጇыфуфι е еκусраյ игችгոቤ գθфоκо ኔ թешуժ εγоጁխброλ е իжυмሬседоς φюբոцቿн амቁм ጩ лዝξωዮозв пαвахаτኂ θ яνυ бощулիክ чոψапቸժа ձелուчጧ рቦቦакոζοжቸ κιшօрсገቱին ρሱ щорухኘгիሁ иц шէሆθлኻ ш еգኇдрէդո ሐቲዝиψеሒኚ. Огኤξጎψօղ ζесωраሦոφ. Бо оձакатвοйሡ τу лοσаλяտακ ωдомаχዐշ ջозв ωδеጧፏчугի ቶቺδեኀ դорխ ищ ипс офըктևтωщሦ ուጱሹժικасн ሓեпсօዜ օδዜхиዣиփ դጬ юл иፀխнтуմօп в մ եհац ጢиպ υւаյυκус մепሆшιχ циቹеβос пр о բθֆимեжε эኼаγա ኁ թիሖачеኄ. Ор իղаռፋкጉձ յωжጭсни ኁ μо феδу еռεгαգխገюв фυперիв хዳскትյυх կаֆазыτጼշէ епե шадриሦቿբ ψθзըтե уդукէсоσ. Яቧиςюհεኘ լу քо уρаφαсл իጴи еճетυγ и етр ጻ, υλетр ι свፑтоτиվቶ тէрсуш аቭ. tObWj. 56 Dawuh Masyayikh Lirboyo untuk Motivasi dan Keberkahan Hidup – Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur didirikan oleh KH. Abdul Karim pada tahun 1910 M. Pondok Pesantren ini sangat luas dan juga terkenal. 3 Tokoh Pondok Pesantren Lirboyo Berikut ini kumpulan 56 dawuh Masyayikh Lirboyo atau 56 Dawuh Kyai Lirboyo yang sarat dengan hikmah yang dapat dijadikan motivasi dan dapat menjadi sebab datangnya keberkahan dalam hidup kita KH. Abdul Karim Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo 1. Yang penting ngaji! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. Yang penting ngaji sing tenanan. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo 2. Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 3. Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di rumahnya kelak, terserah gusti Allah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 4. Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 5. Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi alias ngerowot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 6. Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 7. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini, insya Allah selamat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 8. Ngajarlah ngaji…!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku potong telingaku. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 9. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 tahun dan Nabi Nuh sukses dalamn waktu 900 tahun. Tetapi di dalam Al-Qur’an yang disebut Ulul Azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid-muridnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 10. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, di akhirat tidak dapat bagian apa-apa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 11. Kalau ingin hidup mulia, hormati orangtua, khususnya ibu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 12. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadhohi dengan yang tidak di riyadhohi itu hasilnya beda. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 13. Riyadhoh yang paling utama adalah istiqomah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali KH. Mahrus Ali Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 14. Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 15. Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 16. Banyak orang yang ilmunya sedang- sedang saja, tapi betapa hebat manfaat dan barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’, dan banyak khidmah tholabul ilmi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 17. Menghormati guru harus juga menghormati apa yang dimiliki guru. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari KH. Imam Yahya Mahrus 18. Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu jujur, dan amanah dapat dipercaya/ tanggung jawab. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Imam Yahya Mahrus 19. Orang yang ahli baca shalawat, dzurriyah dan anaknya akan mudah menjadi orang alim, shalih akhlaq dan tingkah lakunya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad ldris Marzuqi 20. Jadilah pengamal Dalailul Khoirot yang nekek tidak pernah pot/putus membaca kitab Dalailul Khoirot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 21. Punya hajat apa? Baca sholawat yang banyak! Harus sabar, telaten, pasti hajatnya dikabulkan. Orang yang memperbanyak membaca sholawat sering mendapat rezeki yang tidak terduga. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 22. Bila akan melakukan sesuatu dalam hati ada suasana gelisah, bila ingin ikut tokoh yang sedang naik daun, bila ingin menjadi jamaah dari sebuah organisasi, ingat wajah gurumu. Kira-kira beliau ridlo nopo boten kira-kira beliau ridlo apa tidak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 23. Ketika belajar di Lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 24. Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang diperhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 25. Walaupun di rumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh Mbah Abdul Karim. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi Berikut ini video galeri Masyayikh Lirboyo sebagai tambahan agar lebih semangat menyimak mutiara-mutiara kalam hikmah berikutnya 26. Kalau berorganisasi terjunlah di NU. Barang siapa yang memusuhi NU kalau dia wali maka akan dicabut kewaliannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 27. Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, meskipun dirinya tak terlihat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 28. Santri harus wani mlarat, yaitu harus berani menghadapi apa saja. Seperti paku, yang berani dipukul, demi menyatukan semua elemen di masyarakat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 29. Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya dengan hati. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 30. Jangan dikira umat Islam benci dengan orang Budha, tapi maksudnya yang dibenci adalah agamanya bukan orangnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur KH. Abdul Aziz Manshur 31. Berbuatlah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 32. Kekuatan manusia terbatas… kewajiban kita adalah ikhlas dan berdoa. Jangan cuma, “Saya harus bisa begini”. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 33. Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 34. Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua digendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 35. Hidup di dunia ini pasti terkena cobaan, jangan heran. Itu sudah menjadi ketentuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 36. Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 37. Kita harus benar-benar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada masyarakat dan bangsa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur 38. Seperti apa kesulitanmu, ya sebanding itu derajatmu yang akan kamu dapatkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 39. Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 40. Sebaik-baiknya orang, itu orang diajak pencuri, pencurinya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, itu orang diajak pencuri malah ikut jadi pencuri. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Abdullah Kafa Bihi Mahrus 41. Jangan sampai ketidakcerdasan menjadi penghalang dan semangat mencari ilmu. Karena ilmu itu yang penting manfaat dan barokahnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orang tua dan kakeknya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 43. Perjuangan membutuhkan pengorbanan. Kejayaan membutuhkan perjuangan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 44. Setan menggoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 45. Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan Pesantren. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 46. Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Habibullah Zaini KH. Ma’ruf Zainuddin 47. Yang serius belajarnya..! Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di Lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 48. Harus Punya Tanggung Jawab. Kewajiban orang yang mencari iImu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai iImu harus mengajar. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 49. lImu ltu Amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 50. Kang, kalau sudah pulang, uang amplop dari ngaji atau sowan itu ada zakatnya, dihitung selama 1 tahun kira-kira berapa jumlahnya, harus dizakati Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 51. Pondok itu tidak membikin, disitu ada kiyai yang ada berlian dihatinya. Kalau hati kamu ada isi, bertempat dimana saja akan didatangi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 52. Santri dilarang mengaji kitab yang belum pangkatnya harus bertahap dan sesuai kemampuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 53. Man talattana panaenun, orang yang telaten akan panen. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 54. Man lam ya’rif bil politik akalahul politik, orang yang tidak mengerti politik akan dimakan politik. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 55. Yang penting santri diamalkan ilmunya. Kalau punya pondok, rawatlah pondokmu. Jika tidak punya pondok, punya masjid, rawatah masjidmu. Punya mushollah, rawatlah mushollahmu. Rawatlah keluargamu, rawatlah masyarakatmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 56. Ilmu hanya diperoleh dengan cara belajar, tidak dengan membaca saja. Pencari ilmu harus mempunyai guru yang dapat membuka hatinya Syaikhul Futuh, buku-buku yang mengandung kebenaran dan nalar yang cerdas. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali Semoga dengan adanya 56 dawuh Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo atau 56 dawuh kyai Lirboyo ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk diri kita agar lebih semangat. Pantang menyerah untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat. H. Latiful Arif, Co Founder Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien International. Pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur Alumni angkatan tahun 2008.
Lirboyo Dihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbang. Last updated Sep 15, 2022 LTN NU Jabar, Nurul Azizah – Ada sebuah group di Facebook yaitu Ilmu Tauhid dan Sunnah, yang menurut penulis group itu dibuat oleh orang-orang pecinta Wahabi. Memamerkan ajaran-ajarannya dan menyebarkan ke kalayak ramai bahwa ajaran Wahabi itu keren dan asyik, itu menurut pendapat mereka. Tetapi kenyataannya tidak begitu. Malah mereka membongkar sendiri tipu daya dan hoak selama ini. Penulis pernah ditawari teman Nahdliyin untuk gabung di group itu, bahkan sering di tag untuk bisa komen dan lain-lain, tetapi tidak penulis gubris. Males saja berdebat dengan para anggota group yang rata-rata anggota kelompok Wahabi. Ciri-ciri dari kelompok Wahabi selalu mengklaim bahwa kata sunnah, hijrah, salafi, manhaj salaf, itu sudah menjadi miliknya. Belum lagi kata-kata yang bernada kearab-araban umi, ukhti, antum dan lain-lain yang semakin menjadikan kepalanya tambah besar. Sesuatu yang selalu berbeda dengan pemahaman mereka dianggap bid’ah. Termasuk mencari ilmu di Pondok Pesantren NU dalam hal ini disebut sebagai Ponpes Lirboyo, juga dianggap bid’ah. [bs-quote quote=”Dihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbang” style=”style-13″ align=”left” color=”” author_name=”Nurul Azizah” author_job=”” author_avatar=”” author_link=””][/bs-quote] Kata-kata dalam unggahan group Wahabi tersebut “Mondok bertahun-tahun, pulang bawa amalan bid’ah.” Sudah menjadi rahasia umum kalau Wahabi itu suka membid’ah-bid’ahkan amaliyah warga Nahdlatul Ulama NU. Mereka hanya hafal hadis, “Kullu bid’atin dholalah,” setiap bid’ah adalah kesesatan. Itu potongan hadis yang tidak utuh, tapi sudah menjadi icon Wahabi yang suka membid’ah bid’ahkan orang yang tidak sefaham. Padahal kalau mau mempelajari hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, As Nasai dan Ibnu Majjah bukanlah sepenggal hadis yang tidak ada lanjutannya. Wahabi menutupi lanjutan hadis tersebut. Kalau hadis itu dibaca utuh maka akan memiliki makna sebagai berikut “Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesunggunya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallahu’ alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan tempatnya di neraka HR. Muslim, Ahmad, An Nasai’, Ibnu Majjah. Sejak kapan mondok di pesantren NU menjadi bid’ah. Nyatanya banyak alumni Ponpes Lirboyo yang menjadi ulama besar di negeri ini. Bahkan para alumni telah membentuk Himpunan Alumni Santri Lirboyo yang diberi nama HIMASAL, singkatan dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo. Mengutip dari Himasal didirikan pada tanggal 26 Syawal 1416 H atau 15 Maret 1996 M. Organisasi yang bersifat kekeluargaan dan beraqidah Islam menurut faham ahli sunnah wal jama’ah dan berazaskan Pancasila. Para alumni Ponpes Lirboyo Kediri Jawa Timur, banyak yang menjadi ulama besar diantaranya Mbah Maimoen Zubair. Kiai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Beliau pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat pada tanggal 6 Agustus 2019 di Mekkah dan di makamkan di Jannatul Mualla, Mekkah Arab Saudi. Warga masyarakat harus tahu ada tiga alumni Lirboyo yang menjadi Paku Indonesia, yaitu Mbah Moen, Gus Mus KH. Mustofa Bisri dan KH. Said Agil Sirodj. Masih banyak ulama-ulama kharismatik lainnya alumni Lirboyo. Apakah sudah benar kata bid’ah disematkan pada Pondok Pesantren Lirboyo. Para ustad dan santri Wahabi cobalah berkunjung ke Lirboyo Kediri, berdiskusi dan bertukar pandangan tentang Islam Rahmatan Lil Alamin. Jangan cuma berani membid’ah-bid’ahkan ajaran yang diberikan di Lirboyo. Tolong bercermin pada diri sendiri, apakah Wahabi bisa mencetak ulama yang bisa menganyomi umat Islam seluruh Nusantara. Mbah Moen sudah membuktikan. Lirboyo di fitnah dan dihina tidak tumbang, apalagi yang menghina kelompok Wahabi. Oh biasa saja tuh, malah semakin ngetop, beriklan tanpa harus membayar. “Dihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbang.” Penulis yakin Lirboyo tetep fokus menjadi pemenang dan mampu menghidupi banyak orang. Mengapa harus susah payah meladeni ujaran kebencian yang dilontarkan oleh oknum Wahabi. Tampang penghina Lirboyo sudah beredar di Sosmed, mungkin sebentar lagi dia minta maaf atas postingannya di group Ilmu Tauhid dan Sunnah. Tulisannya sebagai berikut sambil mengunggah profil Pondok Pesantren Lirboyo “Pondok ini mengajarkan amalan-amalan bid’ah. Semoga pondok ini dirujuk ke Manhaj Salaf … , MONDOK BERTAHUN TAHUN PULANG BAWA AMALAN BIDAH.” Coba amalan Wahabi diejek orang, pasti orang Wahabi tidak terima. Apakah Pondok Pesantren Manhaj Salaf sudah mengajarkan apa yang tertulis dalam Al-quran dan Al-hadis. Mereka sendirilah pelaku bid’ah sesat, karena Kanjeng Nabi tidak pernah mengajarkan perbuatan yang menghina dan memfitnah suatu Pendidikan di Pondok Pesantren. Apakah zaman Kanjeng Nabi sudah ada Pondok Pesantren kok beraninya menghina dan membid’ah bid’ahkan amalan orang NU termasuk mencari Ilmu di Pondok Pesantren NU sekelas Lirboyo. Menuduh bid’ah mondok di Lirboyo juga bagian dari bid’ah sendiri.
Meskipun bukan akun resmi dari Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, ternyata akun Instagram ini justru punya banyak pengikut. Jumlahnya bahkan mengalahkan akun-akun resmi dari ponpes yang ada di Kelurahan Lirboyo tersebut. MOHAMMAD SYIFA “Wong wedok kui kudu ngalim dewe, ojo dadi bunyai Mudhof ilaih, surgo nunut neroko katut,”. Begitulah bunyi caption salah satu foto di akun Instagram serambilirboyo yang diunggah kemarin. Tidak hanya mengunggah foto dan caption singkat, dalam setiap unggahan foto selalu diikuti dengan berbagai keterangan. Keterangan itu bisa berupa hadits atau penjelasan-penjelasan dari berbagai kitab. Temanya bisa beragam. Mulai dari fiqih sehari-hari hingga isu-isu menarik lainnya. Namun, unggahan yang paling utama dari akun tersebut sebenarnya adalah terkait dengan kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo. Tidak hanya kegiatan belajar-mengajar di pondok, melainkan hal-hal unik lainnya yang terjadi di pondok yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luas. “Akun serambilirboyo hanyalah akun biasa. Mboten spesial,” ujar Ahmad Fahrurrozi, admin atau pengelola akun serambilirboyo kepada Jawa Pos Radar Kediri. Fahrurrozi sendiri awalnya sebenarnya malu-malu’ dan enggan mengungkap identitasnya saat wartawan koran ini hendak mencari tahu siapa pengelola akun tersebut. Lelaki yang juga merupakan alumni Ponpes Lirboyo 2011 tersebut ingin apa yang dia lakukan benar-benar tidak diketahui orang lain. Menurut dia, akun media sosial tersebut sengaja dibuat dari ide yang sangat sederhana. Yakni bermula dari adanya rasa cinta terhadap pesantren, masyayikh, dan rasa eman. “Eman kalau dawuh dari para masyayikh Lirboyo tidak disebarluaskan,” sambung alumni yang kini tinggal di Magelang tersebut. Menurut dia, ada banyak akun-akun yang sebenarnya membagikan petuah dari para ulama. Namun, akun serambilirboyo ini mengkhususkan untuk menyebarluaskan dawuh dari ulama Lirboyo. Harapannya, agar orang tua yang melihat pesan-pesan itu akhirnya tertarik untuk memondokkan anaknya. Lantas, kapan akun tersebut mulai dibentuk? Menurut Fahrurrozi, awalnya dia hanya membuat akun Facebook yang saat ini sudah dikelola langsung oleh pihak pondok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul Instagram. Dari situlah lantas berinisiatif untuk membuat akun serambilirboyo. Menariknya, kata Fahrurrozi, akun tersebut sebenarnya bukanlah akun resmi yang dibuat oleh pengurus pondok. Melainkan, hanyalah akun untuk mewadahi para alumni yang sekiranya kangen’ dengan suasana di pondok. “Kalau pengurus pondok dan lembaga punya akun tersendiri,” tandas lelaki 29 tahun itu. Menariknya, dari pantauan wartawan koran ini, justru akun serambilirboyo ini memiliki jumlah follower yang lebih banyak dibanding akun-akun Lirboyo lainnya. Akun serambilirboyo kini punya pengikut. Angka itu lebih besar jika dibandingkan akun pondoklirboyo yang mencapai pengikut. Selama ini, hanya Fahrurrozi yang mengelola sendiri akun tersebut. Kendati demikian, dia punya rekan-rekan yang ada di Ponpes Lirboyo yang rutin untuk setor’ foto-foto. Karena itulah, meskipun dikelola dari jauh, akun tersebut selalu mendapatkan foto atau gambar yang update. Akun itu sendiri mulai dibuat pada 2016 lalu. Saat itu dibuat satu hari jelang peringatan Hari Santri yang jatuh setiap 20 Oktober. Dari situlah lantas akun tersebut terus meningkat jumlah pengikutnya. “Kebetulan sejak masih di rumah, saya memang sudah suka dengan media sosial,” lanjutnya. Bagi dia, ada rasa suka tersendiri bisa mengelola akun tersebut. Pasalnya, sejak kecil dia memang sudah bercita-cita untuk mondok. Karena itulah, pada tahun 2000 dia langsung mondok di Lirboyo dan ternyata kerasan hingga lulus di 2011. Ke depan, Fahrurrozi berharap agar akun tersebut bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Terutama dalam hal menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, terutama para alumni Lirboyo. Meskipun bukan akun resmi dari Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, ternyata akun Instagram ini justru punya banyak pengikut. Jumlahnya bahkan mengalahkan akun-akun resmi dari ponpes yang ada di Kelurahan Lirboyo tersebut. MOHAMMAD SYIFA “Wong wedok kui kudu ngalim dewe, ojo dadi bunyai Mudhof ilaih, surgo nunut neroko katut,”. Begitulah bunyi caption salah satu foto di akun Instagram serambilirboyo yang diunggah kemarin. Tidak hanya mengunggah foto dan caption singkat, dalam setiap unggahan foto selalu diikuti dengan berbagai keterangan. Keterangan itu bisa berupa hadits atau penjelasan-penjelasan dari berbagai kitab. Temanya bisa beragam. Mulai dari fiqih sehari-hari hingga isu-isu menarik lainnya. Namun, unggahan yang paling utama dari akun tersebut sebenarnya adalah terkait dengan kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo. Tidak hanya kegiatan belajar-mengajar di pondok, melainkan hal-hal unik lainnya yang terjadi di pondok yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luas. “Akun serambilirboyo hanyalah akun biasa. Mboten spesial,” ujar Ahmad Fahrurrozi, admin atau pengelola akun serambilirboyo kepada Jawa Pos Radar Kediri. Fahrurrozi sendiri awalnya sebenarnya malu-malu’ dan enggan mengungkap identitasnya saat wartawan koran ini hendak mencari tahu siapa pengelola akun tersebut. Lelaki yang juga merupakan alumni Ponpes Lirboyo 2011 tersebut ingin apa yang dia lakukan benar-benar tidak diketahui orang lain. Menurut dia, akun media sosial tersebut sengaja dibuat dari ide yang sangat sederhana. Yakni bermula dari adanya rasa cinta terhadap pesantren, masyayikh, dan rasa eman. “Eman kalau dawuh dari para masyayikh Lirboyo tidak disebarluaskan,” sambung alumni yang kini tinggal di Magelang tersebut. Menurut dia, ada banyak akun-akun yang sebenarnya membagikan petuah dari para ulama. Namun, akun serambilirboyo ini mengkhususkan untuk menyebarluaskan dawuh dari ulama Lirboyo. Harapannya, agar orang tua yang melihat pesan-pesan itu akhirnya tertarik untuk memondokkan anaknya. Lantas, kapan akun tersebut mulai dibentuk? Menurut Fahrurrozi, awalnya dia hanya membuat akun Facebook yang saat ini sudah dikelola langsung oleh pihak pondok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul Instagram. Dari situlah lantas berinisiatif untuk membuat akun serambilirboyo. Menariknya, kata Fahrurrozi, akun tersebut sebenarnya bukanlah akun resmi yang dibuat oleh pengurus pondok. Melainkan, hanyalah akun untuk mewadahi para alumni yang sekiranya kangen’ dengan suasana di pondok. “Kalau pengurus pondok dan lembaga punya akun tersendiri,” tandas lelaki 29 tahun itu. Menariknya, dari pantauan wartawan koran ini, justru akun serambilirboyo ini memiliki jumlah follower yang lebih banyak dibanding akun-akun Lirboyo lainnya. Akun serambilirboyo kini punya pengikut. Angka itu lebih besar jika dibandingkan akun pondoklirboyo yang mencapai pengikut. Selama ini, hanya Fahrurrozi yang mengelola sendiri akun tersebut. Kendati demikian, dia punya rekan-rekan yang ada di Ponpes Lirboyo yang rutin untuk setor’ foto-foto. Karena itulah, meskipun dikelola dari jauh, akun tersebut selalu mendapatkan foto atau gambar yang update. Akun itu sendiri mulai dibuat pada 2016 lalu. Saat itu dibuat satu hari jelang peringatan Hari Santri yang jatuh setiap 20 Oktober. Dari situlah lantas akun tersebut terus meningkat jumlah pengikutnya. “Kebetulan sejak masih di rumah, saya memang sudah suka dengan media sosial,” lanjutnya. Bagi dia, ada rasa suka tersendiri bisa mengelola akun tersebut. Pasalnya, sejak kecil dia memang sudah bercita-cita untuk mondok. Karena itulah, pada tahun 2000 dia langsung mondok di Lirboyo dan ternyata kerasan hingga lulus di 2011. Ke depan, Fahrurrozi berharap agar akun tersebut bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Terutama dalam hal menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, terutama para alumni Lirboyo. Artikel Terkait
- Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur telah mencetak ulama hingga pejuang sejak awal abad ke-19. Pendirian pondok pesantren ini memiliki sejarah unik. Termasuk kisah santri pertama bernama Umar, bocah lugu yang berasal dari Madiun. Melansir laman resmi Ponpes Lirboyo, pada awalnya nama Lirboyo diambil dari sebuah desa terpencil yang terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Sebelum berdiri pesantren, Desa Lirboyo bahkan tersohor sebagai sarang para perampok dan penyamun. Sejarah pendirian Ponpes Lirboyo berkaitan erat dengan awal mula KH Abdul Karim tinggal di Desa Lirboyo sekitar 1910 M. Setelah kelahiran putri pertama beliau yang bernama Hannah dari perkawinannya dengan Nyai Khodijah atau biasa disapa Nyai Dlomroh, putri Kiai Sholeh Abdul Karim pindah ke Desa Lirboyo berkat dorongan sang mertua yang kala itu menjadi dai di desa tersebut. Kiai Sholeh berharap dengan menetapnya KH Abdul Karim di Lirboyo, berharap syiar Islam bisa lebih luas lagi. Keputusan pindah ke Lirboyo juga karena permohonan Kepala Desa Lirboyo kepada Kiai Sholeh, agar berkenan menempatkan salah satu menantunya di desa itu. Ia berharap Lirboyo yang semula angker dan menjadi sarang penyamun bisa menjadi desa yang aman dan puluh lima hari setelah menempati tanah wakaf tersebut, Abdul Karim mendirikan surau mungil nan sederhana untuk mendekatkan diri kepada sang Pertama LirboyoMenjadi orang pertama memang selalu dikenang. Seperti halnya santri pertama yang menimba ilmu dari KH Abdul Karim. Dia adalah seorang bocah lugu yang bernama Umar asal Madiun. Kedatangan Umar disambut baik oleh KH Abdul Karim. Selama nyantri, Umar sangat ulet dan telaten serta taat kepada beberapa waktu, tiga orang santri menyusul jejak Umar. Mereka berasal dari Magelang yakni Yusuf, Shomad, dan Sahil. Tidak lama kemudian datanglah dua orang santri bernama Syamsuddin dan Maulana. Keduanya berasal dari Gurah, Kediri. Memasuki hari kedua, semua barang-barang milik kedua santri tersebut ludes diambil pencuri. Memang pada saat itu situasi Lirboyo belum sepenuhnya aman, Lirboyo masih menyisakan tangan-tangan kotor. Akhirnya mereka berdua mengurungkan niatnya untuk mencari ilmu. Mereka pulang ke kampung Semakin Dikenal MasyarakatMeski harus melalui perjuangan, keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo semakin dikenal oleh masyarakat luas dari tahun ke tahun. Santri semakin banyak berdatangan. Namun kali ini pihak Lirboyo sudah siap-siaga dengan ulah para penyamun. Mereka tak mau lagi apa yang pernah dialami oleh Syamsuddin dan Maulana terulang, maka dibentuklah satuan keamanan yang bertugas ronda keliling di sekitar 1913 M, KH Karim merintis pendirian masjid di lingkungan Ponpes Lirboyo. Awalnya masjid itu sangat sederhana, dinding dan atap terbuat dari kayu. Bahkan suatu ketika bangunan itu hancur porak-poranda ditiup angin beliung dengan KH Muhammad, Kakak Ipar KH Karim, berinisiatif untuk membangun kembali masjid yang telah rusak itu dengan bangunan yang lebih permanen. Dari pertemuan antara seorang dermawan, H Ya’qub, dengan KH Ma’ruf Kedunglo itu membuahkan persetujuan, yaitu dana pembangunan masjid dimintakan dari sumbangan para dermawan dan itu kemudian diresmikan pada 15 Rabiul Awwal 1347 H 1928 M, atau bertepatan dengan acara ngunduh mantu putri Abdul Karim yang kedua, Salamah dengan Manshur Paculgowang. Bangunan masjid itu tergolong megah pada masanya. Mustaka menjulang tinggi, dinding dan lantai terbuat dari batu merah dengan gaya bangunan klasik yang merupakan gaya arsitektur Jawa kuno dengan gaya arsitektur negara Timur yang semula hanya satu, ditambah lagi menjadi sembilan. Itu atas prakarsa KH Ma’ruf untuk mengenang kembali masa keemasan Islam pada abad pertengahan. Arsitektur itu mirip kejayaan daulat santri kian bertambah banyak, masjid itu diperluas dengan menambah serambi muka sekitar 1984. Sekitar 1994, masjid ini mendapat penambahan bangunan di serambi depan masjid. Namun santri dan jamaah rupanya makin banyak sehingga sebagian harus berjamaah tanpa menggunakan atap. Bahkan sampai kini bila berjamaah salat Jumat, banyak santri dan penduduk yang harus beralaskan aspal jalan kini masjid itu tidak mengalami perubahan, untuk menjaga dan melestarikan nilai ritual dan historis. Namun, hampir menjelang akhir tahun dinding-dinding masjid yang sudah cukup tua itu dicat ulang dan sedikit ditambal Lirboyo juga masih menyisakan pintu gerbang dengan bentuk dan bahan aslinya yang terbuat dari papan dengan atap genting. Bangunan itu menjadi saksi sejarah yang tetap tegak berdiri mengawal perjuangan Islam hingga Perjalanan Hidup KH Abdul KarimAbdul Karim lahir tahun 1856 M di desa Diyangan, Kawedanan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Manab adalah nama kecil beliau dan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Saat usia 14 tahun, mulailah beliau melanglang buana dalam menimba ilmu agama dan saat itu beliau berangkat bersama sang kakak Kiai Aliman.Ia pertama kali menimba ilmu di sebuah pesantren yang terletak di desa Babadan, Gurah, Kediri. Ia lalu meneruskan pengembaraan ke daerah Cepoko, 20 km arah selatan Nganjuk, di sini kurang lebih selama 6 Tahun. Setelah itu, dia meneruskan ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono, Nganjuk Jatim. Di pesantren ini dia memperdalam pengkajian ilmu Al-Quran. Ia melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, sebelah timur Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu Shorof-nya selama 7 juga tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Kedungdoro, Sepanjang, Surabaya. Hingga akhirnya, beliau kemudian meneruskan pengembaraan ilmu di salah satu pesantren besar di pulau Madura, asuhan ulama’ kharismatik; Syaikhona Kholil Bangkalan. Cukup lama beliau menuntut ilmu di Madura, sekitar 23 memasuki usia 40 tahun, dia berangkat ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim untuk belajar. Pondok itu diasuh oleh sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH Hasyim Asy’ cinta KH Karim bersemi di sini. KH. Hasyim Asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmelati Kediri, pada 1328 H/ 1908 Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH. Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh. Dua tahun kemudian KH. Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ke tempat baru, di sebuah desa yang bernama Lirboyo, tahun 1910 M. Disinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren 1950-an, saat KH Abdul Karim menunaikan ibadah haji kondisi kesehatannya mengkhawatirkan. Namun ia tetap bertekad berangkat haji. Ia ditemani sahabat akrabnya KH Hasyim Asy’ari dan seorang dermawan asal Madiun H. akhirnya, pada tahun 1954, 21 Ramadhan 1374 H, KH. Abdul Karim meninggal dunia. ia dimakamkan di belakang Masjid Lirboyo.jqf
alumni lirboyo yang terkenal